Kamis, 26 Desember 2013

SAP penyakit gigi pada anak

SATUAN ACARA PENYULUHAN
PROMOSI KESEHATAN
” Penyakit Gigi pada Anak  ”
Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Promosi Kesehatan
Pembimbing : H. Omo Sutomo, S.KM, M.kes
                                                                                                                      
Disusun Oleh :
Syifa Nurhardiyanti
P27901112082

Kelas 2B




POLIKTEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
TAHUN AJARAN 2013/2014

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Pokok bahasan              kesehatan gigi dan mulut
Sub pokok bahasan     : penyakit gigi pada anak
Sasaran                        : ibu dan anak
Hari/tanggal                : Sabtu, 12 oktober 2013
Alokasi waktu             : 20 menit ( jam 08:00 s/d 08:20)
Tempat                        : Balai desa kp. ciseke Rt. 005/002 Rangkasbitung



   1.      Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukannya penyuluhan selama 20 menit kepada ibu dan anak usia, diharapkan ibu dan anak dapat mengetahui tentang penyakit gigi pada anak.
                          
   2.      Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah sasaran mendapat penjelasan tentang penyakit gigi pada anak diharapkan dapat :
    1.   Menjelaskan pengertian gigi
    2.   Menjelaskan pengertian penyakit gigi
    3.   Menjelaskan faktor-faktor penyebab dari penyakit gigi
    4.   Menjelaskan tanda dan gejala dari penyakit gigi
    5.   Menyebutkan klasifikasi dari penyakit gigi.
    6.   Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara pencegahan terhadap penyakit gigi

   3.      Materi
         1.      Pengertian gigi
         2.      Pengertian penyakit gigi.
         3.      Faktor penyebab dari penyakit gigi.
         4.      Tanda dan gejala dari penyakit gigi.
         5.      Klasifikasi penyakit gigi.
         6.      Cara pencegahan terhadap penyakit gigi.

   4.      Metode
         1.      ceramah 
         2.      Tanya jawab
         3.      Demonstrasi

   5.      Media
         1.      Laptop
         2.      LCD
         3.      Pantom gigi
         4.      Leaflet

   6.      Kegiatan

No
Tahapan
Waktu
Kegiatan penyuluhan
Kegiatan sasaran
1.
Pembukaan
5 menit
1. mengucapkan salam
2. memperkenalkan diri
3. menjelaskan tujuan
1. menjawab salam
2. menyimak
3. mendengarkan
2.
Inti
10 menit
Menjelaskan :                  
        1.      Pengertian gigi
       2.  Pengertian penyakit         gigi.
       3.    Faktor penyebab dari       penyakit gigi.
      4.    Tanda dan gejala dari        penyakit gigi.
      5.    Klasifikasi penyakit            gigi
      6. Cara pencegahan             terhadap penyakit gigi.
   1.   mendengarkan dan memperhatikan
    2.   menjawab
    3.   menjawab
3.
Penutup
5 menit   
   1. menjawab pertanyaan
   2. bertanya
3. menyimpulkan
4. memberi salam
1. bertanya
2.menjawab pertanyaan
3.menjawab salam

   7.      Sumber Bacaan
         1.      Moestopo. 1982. Pemeliharaan Gigi Dimulai Sejak Dari Kandungan Sang Ibu.
          Jakarta Timur : Ghalia Indonesia
        2.      Besford, John. 1996. Mengenal Gigi Anda, Petunjuk Bagi Orang Tua, Edisi 2.            Jakarta: Arcan

   8.      Evaluasi

         1.      Cara           : Lisan
         2.      Jenis          : pertanyaan
         3.      Waktu       : setelah dilakukan penyuluhan
         4.      Soal            :a) Sebutkan pengertian gigi!
                         b) Sebutkan pengertian penyakit gigi!
                    c) Sebutkan faktor penyebab  penyakit gigi!
                    d) Sebutkan Tanda dan gejala dari penyakit gigi!
                    e)  Sebutkan klasifikasi penyakit gigi!
                    f)  Sebutkan cara pencegahan terhadap penyakit gigi!































PENYAKIT GIGI PADA ANAK

     A.       Pengertian Gigi
Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak vertebrata. Mereka memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan dan pada beberapa hewan, terutama karnivora, sebagai senjata. Akar dari gigi tertutup oleh gusi. Gigi memiliki struktur pelindung yang disebut email gigi, yang membantu mencegah lubang di gigi. Pulp dalam gigi menciut dan dentin terdeposit di tempatnya.
Gigi merupakan bagian paling membedakan di jenis mamalia yang berbeda, dan salah satu yang bisa menjadi fosil dengan baik. Paleontologis menggunakannya untuk mengidentifikasi jenis fosil dan seringkali hubungan di antaranya. Bentuk gigi berhubungan dengan jenis makanan hewan tersebut. Misalnya herbivora memiliki banyak gigi geraham untuk mengunyah karena rumput sulit untuk dicerna. Karnivora membutuhkan taring untuk membunuh dan merobek, dan karena daging mudah untuk dicerna, maka mereka dapat menelan makanan tersebut tanpa membutuhkan geraham untuk mengunyah makanan tersebut terlebih dahulu.
    B.        Penyakit Gigi
Penyakit gigi merupakan kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi, hal ini tergantung pada saat terjadinya gangguan yang dihubungkan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi yang sedang berlangsung. (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid I ; 144)
    C.        Penyebab
Penyebabnya bisa terjadi karena beberapa faktor penyebab utama, yaitu :
      1. Kuman yang ada di dalam gigi. Kuman ini sebenarnya secara normal ada dan diperlukan di rongga mulut, tetapi apabila terdapat sisa makanan yang melekat terus di gigi dapat menjadi penyebab terjadinya lubang gigi.
     2.   Sisa makanan terutama karbohidrat seperti gula, roti atau makanan lemak lainnya yang lengket pada gigi. Sisa makanan yang melekat terus pada gigi dapat diubah oleh kuman menjadi asam yang melarutkan email gigi sehingga terjadi lubang gigi.
     3.  Gigi dengan bentuk anatomi yang berlekuk kadang-kadang sulit untuk dibersihkan secara sempurna dapat mempercepat proses lubang gigi.
    4.  Gigi bisa rusak bila dipakai untuk menggigit benda-benda yang keras (membuka tutup botol, dan sebagainya).

    D.       Tanda dan Gejala
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya lubang/keropos pada gigi, plak pada gigi, dan sakit pada gusi.

    E.        Klasifikasi
Penyakit gigi dapat diklasifikasikan, meliputi :
1. Gigi Berlubang (Caries)
Lubang gigi, disebut juga karies gigi, disebabkan karena infeksi bakteri. Jika tidak dirawat, lubang gigi akan semakin besar dan dalam hingga akhirnya infeksi mencapai persyarafan gigi. Lama kelamaan gigi menjadi mati (non-vital). Jika ada gigi yang berlubang,  anak pun akan mengalami kesulitan mengunyah makanan. Apabila kejadian ini berlanjut, bisa berujung pada penurunan nafsu makan dan dalam jangka panjang anak dapat mengalami kurang gizi. Selain itu infeksi gigi yang berlanjut ke jaringan lunak dapat menyebabkan terjadinya abses (seperti bisul berisi nanah).
2.  Gigi Tidak Rata
Gigi bisa menjadi tidak rata jika ada gigi susu yang tanggal secara dini sebelum waktunya, dan mengakibatkan gigi tetap/permanen yang menggantikannya kehilangan panduan untuk tumbuh. Akhirnya gigi tumbuh diluar posisi yang normal. Selain itu bisa juga terjadi gigi tetap tumbuh di belakang/depan gigi susu yang seharusnya sudah tanggal. Gigi menjadi berjejal dan makanan yang terjebak sulit dibersihkan. Jika tidak dibersihkan dengan baik, daerah ini beresiko mengalami karies gigi.
3.  Gigi Susu Tinggal Akar
Anak yang terbiasa minum susu botol, terutama sebagai pengantar tidur, umumnya mengalami karies yang disebut karies rampan. Ciri khasnya adalah hampir seluruh mahkota gigi depan rusak dan tinggal akarnya saja. Akar gigi rusak tersebut sebaiknya dicabut, sebab berpotensi menjadi tempat berkumpulnya kuman penyebab infeksi yang menyebabkan terjadinya  pembengkakan atau tonjolan seperti bisul di gusi (abses). Abses  ini berisi nanah penuh kuman yang sangat mungkin menyebar lewat pembuluh darah menuju organ-organ vital seperti ginjal, jantung, hingga ke otak (focal infection).
4. Gigi Maju (Tonggos)
Anak dengan kebiasaan buruk tertentu seperti menghisap jari, bibir bawah atau dot lebih beresiko untuk memiliki gigi tonggos. Pada saat anak melakukan gerakan menghisap, jari akan memberi tekanan pada langit-langit mulut serta menyebabkan gigi terdorong ke depan. Namun tingkat keparahannya sangat bergantung pada durasi (berapa lama kebiasaan dilakukan setiap harinya), posisi jari, dan jangka waktunya apakah dilakukan secara terus menerus. Jika kebiasaan buruk ini cepat dihentikan, masih ada kemungkinan posisi gigi akan baik dengan sendirinya (self-correction). Makin lama kebiasaan ini dilakukan, makin sulit untuk baik dengan sendirinya dan mungkin membutuhkan perawatan khusus.
5. Plak Gigi
Sesaat setelah selesai menggosok gigi, akan tampak suatu lapisan tipis. Lapisan ini dinamakan plak dan berisi berbagai macam bakteri. Makanan manis yang kita konsumsi akan membuat semacam plak di sela-sela gigi, berubah menjadi asam, sehingga merusak gigi.
6. Sakit Gusi
Penyakit gusi biasanya di sebabkan oleh infeksi bakteri. Pada awalnya sering disebut gingivitis dan pada keadaan ini masih dapat diperbaiki dengan baik. Tetapi bila terjadi pendarahan yang terus menerus biasanya gigi akan menonjol dan akhirnya dapat tanggal dengan sendirinya.
Tanda-tanda dari penyakit gusi :
- Rasa yang tidak enak pada gigi disertai bau mulut.
- Gusi yang memerah dan terlihat lunak sehingga mudah terjadi pendarahan.
- Kehilangan gigi bahkan gigi akan menjadi nyeri dan sensitif dan terasa
sakit pada waktu mengunyah.
- Terjadinya penimbunan karang gigi yang berwarna coklat, dan mengeras pada
permukaan gigi.

   F.      Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara :
1. Hindari makanan yang manis. Makanan yang manis seperti tebu, gula-gula, kue kering yang manis, teh atau kopi yang bergula dapat merusak gihgi dengan cepat. Jangan membiasakan anak-anak dengan makanan dan minuman yang manis secara berlebihan, jika Anda menghendaki mereka memiliki gigi yang baik.
2. Menyikat gigi dengan baik setiap hari. Segeralah menyikat gigi setelah makan sesuatu yang manis. Mulailah menyikat gigi anak-anak Anda ketika gigi tersebut mucul. Ajari mereka untuk menyikat gigi secara mandiri, dan perhatikan apakah mereka menyikatnya dengan benar.
3. Membubuhkan Fluoride di dalam air minum atau langsung pada gigi akan membantu mencegah lubang pada gigi.
4. Jangan memberikan susu botol kepada bayi yang sudah besar. Mengisap susu dari botol akan membuat gigi bayi mengalami pembusukan.
5. Hindari merokok.
6. Mengonsumsi minuman beralkohol tidak dianjurkan karena dapat merusak gigi dan gusi.

   G.     Perawatan dan Pengobatan
Perawatan dan pengobatan, meliputi :
1. Memeriksa gigi secara rutin
Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali walaupun Anda tidak merasakan sakit gigi. Hal ini diperlukan agar dokter dapat mendeteksi lubang kecil yang terjadi pada gigi dan dapat ditangani segera agar lubang tidak semakin besar. Dapat juga dideteksi bagian gigi yang tidak rata atau berlekuk yang dapat menyebabkan gigi sulit dibersihkan.
2. Menyikat gigi secara teratur dan pada waktu yang tepat
Pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur adalah waktu yang tepat untuk menyikat gigi. Air liur tidak banyak keluar pada waktu kita tidur, sehingga gigi akan rusak bila Anda membiarkan sisa makanan pada gigi tanpa menyikatnya. Air liur berguna untuk memlinfungi gigi dari bakteri penyebab gigi berlubang.
3. Menyikat gigi dengan cara yang benar
a). Sebaiknya pilih sikat dengan bulu sikat yang soft, bulu sikat yang keras akan melukai gigi dan mengkikis gigi. Tak perlu penekanan yang berlebihan pada saat menyikat gigi.
b). Seluruh permukaan gigi harus tersikat tanpa kecuali. Gerakkan sikat gigi dengan arah vertikal dengan sedikit memutar pada bagian permukaan gigi bagian depan. Jika anda kesulitan untuk melakukan gerakan ini berarti mungkin sikat gigi anda terlalu besar, gantilah sikat gigi anda dengan kepala sikat yang lebih kecil sehingga bisa menjangkau bagian gigi paling belakang.
c). Menurut literatur yang ada dibutuhkan waktu kurang lebih 3 menit untuk membersihkan gigi dan menyikat semua bakteri yang merugikan.
d). Sikat gigi anda minimal 2 kali sehari, pagi dan malam hari sebelum tidur.
e). Selain gigi, lidahpun perlu disikat. Bisa menggunakan sikat gigi biasa atau produk sikat gigi yang memiliki bagian khusus untuk menyikat lidah.
f). Anda bisa menggunakan benang gigi (dental floss) untuk membersihkan sela-sela gigi.
g). Periksalah secara rutin gigi anda ke dokter gigi untuk mendeteksi dini apabila ditemukan kondisi yang memerlukan perawatan sehingga tidak terlanjur parah.

4. Kumur setelah makan
Menyikat gigi tidak mungkin dilakukan sehabis kita makan, maka cara terbaik adalah berkumur-kumur agar sisa makanan tidak terus menempel dan mengurangi keadaan asam dalam gigi.
5. Gunakan benang gigi untuk mengeluarkan sisa makanan
Sisa makanan yang tertinggal, hendaknya tidak dikeluarkan dengan menggunakan tusuk gigi. Penggunaan tusuk gigi dapat menyebabkan celah antar gigi semakin besar disamping dapat menyebabkan luka pada gusi.
6. Pilih pasta gigi yang mengandung fluoride
Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorida. Zat ini merupakan salah satu bahan pembentuk email gigi. Adanya zat ini dapat mencegah pembusukan pada gigi.
7. Makan makanan yang berserat
Mengkonsumsi sayuran atau buah terbukti dapat membuat gigi lebih kuat dan mencegah terjadinya gigi berlubang.
8. Kurangi makanan yang mengandung gula dan tepung
Makanan jenis ini bila tertinggal di gigi dan adanya bakteri akan menyebabkan asam yang membuat gigi berlubang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar