SATUAN ACARA PENYULUHAN
PROMOSI KESEHATAN
” Penyakit Gigi pada Anak ”
Diajukan sebagai salah satu
tugas mata kuliah Promosi Kesehatan
Pembimbing : H. Omo Sutomo, S.KM, M.kes
Syifa Nurhardiyanti
P27901112082
Kelas 2B
POLIKTEKNIK KESEHATAN
KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN
TANGERANG
TAHUN AJARAN 2013/2014
Satuan Acara Penyuluhan
(SAP)
Pokok bahasan : kesehatan gigi dan mulut
Sub pokok bahasan : penyakit gigi pada anak
Sasaran
: ibu dan anak
Hari/tanggal
: Sabtu, 12 oktober 2013
Alokasi
waktu :
20 menit ( jam 08:00 s/d 08:20)
Tempat
: Balai desa kp. ciseke Rt. 005/002
Rangkasbitung
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukannya penyuluhan selama 20
menit kepada ibu dan anak usia, diharapkan ibu dan anak dapat mengetahui tentang penyakit gigi pada anak.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah sasaran mendapat penjelasan tentang penyakit gigi pada anak diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian gigi
2. Menjelaskan pengertian penyakit gigi
3. Menjelaskan faktor-faktor penyebab dari penyakit gigi
4. Menjelaskan tanda dan gejala dari penyakit gigi
5. Menyebutkan klasifikasi dari
penyakit gigi.
6. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara pencegahan
terhadap penyakit gigi
3. Materi
1. Pengertian gigi
2. Pengertian penyakit gigi.
3. Faktor penyebab dari penyakit gigi.
4. Tanda dan gejala dari penyakit gigi.
5. Klasifikasi penyakit gigi.
6. Cara pencegahan terhadap penyakit gigi.
4. Metode
1. ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
5. Media
1. Laptop
2. LCD
3. Pantom gigi
4. Leaflet
6. Kegiatan
No
|
Tahapan
|
Waktu
|
Kegiatan penyuluhan
|
Kegiatan sasaran
|
1.
|
Pembukaan
|
5 menit
|
1. mengucapkan salam
2. memperkenalkan diri
3. menjelaskan tujuan
|
1. menjawab salam
2. menyimak
3. mendengarkan
|
2.
|
Inti
|
10 menit
|
Menjelaskan :
1. Pengertian gigi
2. Pengertian penyakit gigi.
3. Faktor penyebab dari penyakit gigi.
4. Tanda dan gejala dari penyakit gigi.
5. Klasifikasi penyakit gigi
6. Cara pencegahan terhadap penyakit gigi.
|
1. mendengarkan dan memperhatikan
2. menjawab
3. menjawab
|
3.
|
Penutup
|
5 menit
|
1.
menjawab pertanyaan
2.
bertanya
3. menyimpulkan
4. memberi salam
|
1. bertanya
2.menjawab pertanyaan
3.menjawab salam
|
7. Sumber Bacaan
1. Moestopo. 1982. Pemeliharaan Gigi Dimulai Sejak Dari
Kandungan Sang Ibu.
Jakarta Timur : Ghalia Indonesia
2. Besford, John. 1996. Mengenal Gigi Anda, Petunjuk Bagi
Orang Tua, Edisi 2. Jakarta: Arcan
8. Evaluasi
1. Cara
: Lisan
2. Jenis
: pertanyaan
3. Waktu : setelah
dilakukan penyuluhan
4. Soal
:a) Sebutkan pengertian gigi!
b) Sebutkan pengertian penyakit gigi!
c) Sebutkan faktor penyebab penyakit gigi!
d) Sebutkan Tanda
dan gejala dari penyakit gigi!
e) Sebutkan klasifikasi penyakit gigi!
f) Sebutkan cara
pencegahan terhadap penyakit gigi!
PENYAKIT GIGI PADA ANAK
A. Pengertian Gigi
Gigi adalah bagian keras
yang terdapat di dalam mulut dari banyak vertebrata. Mereka memiliki struktur
yang bervariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan banyak tugas. Fungsi
utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan dan pada beberapa
hewan, terutama karnivora, sebagai senjata. Akar dari gigi tertutup oleh gusi.
Gigi memiliki struktur pelindung yang disebut email gigi, yang membantu
mencegah lubang di gigi. Pulp dalam gigi menciut dan dentin terdeposit di
tempatnya.
Gigi merupakan bagian
paling membedakan di jenis mamalia yang berbeda, dan salah satu yang bisa
menjadi fosil dengan baik. Paleontologis menggunakannya untuk mengidentifikasi
jenis fosil dan seringkali hubungan di antaranya. Bentuk gigi berhubungan
dengan jenis makanan hewan tersebut. Misalnya herbivora memiliki banyak gigi
geraham untuk mengunyah karena rumput sulit untuk dicerna. Karnivora
membutuhkan taring untuk membunuh dan merobek, dan karena daging mudah untuk
dicerna, maka mereka dapat menelan makanan tersebut tanpa membutuhkan geraham
untuk mengunyah makanan tersebut terlebih dahulu.
B. Penyakit Gigi
Penyakit gigi merupakan
kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi, hal ini tergantung pada saat
terjadinya gangguan yang dihubungkan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan
gigi yang sedang berlangsung. (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid I
; 144)
C. Penyebab
Penyebabnya bisa terjadi karena beberapa
faktor penyebab utama, yaitu :
1. Kuman yang ada di dalam gigi. Kuman ini sebenarnya secara
normal ada dan diperlukan di rongga mulut, tetapi apabila terdapat sisa
makanan yang melekat terus di gigi dapat menjadi penyebab terjadinya
lubang gigi.
2. Sisa makanan terutama karbohidrat seperti gula, roti atau
makanan lemak lainnya yang lengket pada gigi. Sisa makanan yang melekat
terus pada gigi dapat diubah oleh kuman menjadi asam yang melarutkan email
gigi sehingga terjadi lubang gigi.
3. Gigi dengan bentuk anatomi yang berlekuk kadang-kadang
sulit untuk dibersihkan secara sempurna dapat mempercepat proses lubang
gigi.
4. Gigi bisa rusak bila dipakai untuk menggigit benda-benda
yang keras (membuka tutup botol, dan sebagainya).
D. Tanda dan Gejala
Penyakit ini biasanya
dimanifestasikan dalam bentuk adanya lubang/keropos pada gigi, plak pada gigi,
dan sakit pada gusi.
E. Klasifikasi
Penyakit gigi dapat diklasifikasikan,
meliputi :
1. Gigi Berlubang (Caries)
Lubang gigi, disebut juga
karies gigi, disebabkan karena infeksi bakteri. Jika tidak dirawat, lubang gigi
akan semakin besar dan dalam hingga akhirnya infeksi mencapai persyarafan gigi.
Lama kelamaan gigi menjadi mati (non-vital). Jika ada gigi yang
berlubang, anak pun akan mengalami kesulitan mengunyah makanan. Apabila
kejadian ini berlanjut, bisa berujung pada penurunan nafsu makan dan dalam
jangka panjang anak dapat mengalami kurang gizi. Selain itu infeksi gigi yang
berlanjut ke jaringan lunak dapat menyebabkan terjadinya abses (seperti bisul
berisi nanah).
2. Gigi Tidak Rata
Gigi bisa menjadi tidak
rata jika ada gigi susu yang tanggal secara dini sebelum waktunya, dan
mengakibatkan gigi tetap/permanen yang menggantikannya kehilangan panduan untuk
tumbuh. Akhirnya gigi tumbuh diluar posisi yang normal. Selain itu bisa juga
terjadi gigi tetap tumbuh di belakang/depan gigi susu yang seharusnya sudah
tanggal. Gigi menjadi berjejal dan makanan yang terjebak sulit dibersihkan.
Jika tidak dibersihkan dengan baik, daerah ini beresiko mengalami karies gigi.
3. Gigi Susu Tinggal Akar
Anak yang terbiasa minum
susu botol, terutama sebagai pengantar tidur, umumnya mengalami karies yang
disebut karies rampan. Ciri khasnya adalah hampir seluruh mahkota gigi depan
rusak dan tinggal akarnya saja. Akar gigi rusak tersebut sebaiknya dicabut,
sebab berpotensi menjadi tempat berkumpulnya kuman penyebab infeksi yang
menyebabkan terjadinya pembengkakan atau tonjolan seperti bisul di gusi
(abses). Abses ini berisi nanah penuh kuman yang sangat mungkin menyebar
lewat pembuluh darah menuju organ-organ vital seperti ginjal, jantung, hingga
ke otak (focal infection).
4. Gigi Maju (Tonggos)
Anak dengan kebiasaan buruk
tertentu seperti menghisap jari, bibir bawah atau dot lebih beresiko untuk
memiliki gigi tonggos. Pada saat anak melakukan gerakan menghisap, jari akan
memberi tekanan pada langit-langit mulut serta menyebabkan gigi terdorong ke
depan. Namun tingkat keparahannya sangat bergantung pada durasi (berapa lama
kebiasaan dilakukan setiap harinya), posisi jari, dan jangka waktunya apakah
dilakukan secara terus menerus. Jika kebiasaan buruk ini cepat dihentikan,
masih ada kemungkinan posisi gigi akan baik dengan sendirinya
(self-correction). Makin lama kebiasaan ini dilakukan, makin sulit untuk baik
dengan sendirinya dan mungkin membutuhkan perawatan khusus.
5. Plak Gigi
Sesaat setelah selesai
menggosok gigi, akan tampak suatu lapisan tipis. Lapisan ini dinamakan plak dan
berisi berbagai macam bakteri. Makanan manis yang kita konsumsi akan membuat
semacam plak di sela-sela gigi, berubah menjadi asam, sehingga merusak gigi.
6. Sakit Gusi
Penyakit gusi biasanya di
sebabkan oleh infeksi bakteri. Pada awalnya sering disebut gingivitis dan pada
keadaan ini masih dapat diperbaiki dengan baik. Tetapi bila terjadi pendarahan
yang terus menerus biasanya gigi akan menonjol dan akhirnya dapat tanggal
dengan sendirinya.
Tanda-tanda dari penyakit gusi :
- Rasa yang tidak enak pada gigi disertai bau
mulut.
- Gusi yang memerah dan terlihat lunak
sehingga mudah terjadi pendarahan.
- Kehilangan gigi bahkan gigi akan menjadi
nyeri dan sensitif dan terasa
sakit pada waktu mengunyah.
- Terjadinya penimbunan karang gigi yang
berwarna coklat, dan mengeras pada
permukaan gigi.
F. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara :
1. Hindari makanan yang manis. Makanan yang
manis seperti tebu, gula-gula, kue kering yang manis, teh atau kopi yang
bergula dapat merusak gihgi dengan cepat. Jangan membiasakan anak-anak dengan
makanan dan minuman yang manis secara berlebihan, jika Anda menghendaki mereka
memiliki gigi yang baik.
2. Menyikat gigi dengan baik setiap hari.
Segeralah menyikat gigi setelah makan sesuatu yang manis. Mulailah
menyikat gigi anak-anak Anda ketika gigi tersebut mucul. Ajari mereka untuk
menyikat gigi secara mandiri, dan perhatikan apakah mereka menyikatnya dengan
benar.
3. Membubuhkan Fluoride di dalam air minum
atau langsung pada gigi akan membantu mencegah lubang pada gigi.
4. Jangan memberikan susu botol kepada bayi
yang sudah besar. Mengisap susu dari botol akan membuat gigi bayi
mengalami pembusukan.
5. Hindari merokok.
6. Mengonsumsi minuman beralkohol tidak
dianjurkan karena dapat merusak gigi dan gusi.
G. Perawatan dan Pengobatan
Perawatan dan pengobatan, meliputi :
1. Memeriksa gigi secara rutin
Kunjungi dokter gigi setiap
6 bulan sekali walaupun Anda tidak merasakan sakit gigi. Hal ini diperlukan
agar dokter dapat mendeteksi lubang kecil yang terjadi pada gigi dan dapat
ditangani segera agar lubang tidak semakin besar. Dapat juga dideteksi bagian
gigi yang tidak rata atau berlekuk yang dapat menyebabkan gigi sulit
dibersihkan.
2. Menyikat gigi secara teratur dan pada
waktu yang tepat
Pagi hari setelah sarapan
dan malam sebelum tidur adalah waktu yang tepat untuk menyikat gigi. Air liur
tidak banyak keluar pada waktu kita tidur, sehingga gigi akan rusak bila Anda membiarkan
sisa makanan pada gigi tanpa menyikatnya. Air liur berguna untuk memlinfungi
gigi dari bakteri penyebab gigi berlubang.
3. Menyikat gigi dengan cara yang benar
a). Sebaiknya pilih sikat dengan bulu sikat
yang soft, bulu sikat yang keras akan melukai gigi dan mengkikis gigi. Tak
perlu penekanan yang berlebihan pada saat menyikat gigi.
b). Seluruh permukaan gigi harus tersikat
tanpa kecuali. Gerakkan sikat gigi dengan arah vertikal dengan
sedikit memutar pada bagian permukaan gigi bagian depan. Jika anda kesulitan
untuk melakukan gerakan ini berarti mungkin sikat gigi anda terlalu besar,
gantilah sikat gigi anda dengan kepala sikat yang lebih kecil sehingga bisa
menjangkau bagian gigi paling belakang.
c). Menurut literatur yang ada dibutuhkan waktu
kurang lebih 3 menit untuk membersihkan gigi dan menyikat semua bakteri
yang merugikan.
d). Sikat gigi anda minimal 2 kali sehari,
pagi dan malam hari sebelum tidur.
e). Selain gigi, lidahpun perlu disikat. Bisa
menggunakan sikat gigi biasa atau produk sikat gigi yang memiliki bagian
khusus untuk menyikat lidah.
f). Anda bisa menggunakan benang gigi (dental
floss) untuk membersihkan sela-sela gigi.
g). Periksalah secara rutin gigi anda ke
dokter gigi untuk mendeteksi dini apabila ditemukan kondisi yang memerlukan
perawatan sehingga tidak terlanjur parah.
4. Kumur setelah makan
Menyikat gigi tidak mungkin
dilakukan sehabis kita makan, maka cara terbaik adalah berkumur-kumur agar sisa
makanan tidak terus menempel dan mengurangi keadaan asam dalam gigi.
5. Gunakan benang gigi untuk mengeluarkan
sisa makanan
Sisa makanan yang
tertinggal, hendaknya tidak dikeluarkan dengan menggunakan tusuk gigi.
Penggunaan tusuk gigi dapat menyebabkan celah antar gigi semakin besar
disamping dapat menyebabkan luka pada gusi.
6. Pilih pasta gigi yang mengandung fluoride
Menggunakan pasta gigi yang
mengandung fluorida. Zat ini merupakan salah satu bahan pembentuk email gigi.
Adanya zat ini dapat mencegah pembusukan pada gigi.
7. Makan makanan yang berserat
Mengkonsumsi sayuran atau
buah terbukti dapat membuat gigi lebih kuat dan mencegah terjadinya gigi
berlubang.
8. Kurangi makanan yang mengandung gula dan
tepung
Makanan jenis ini bila
tertinggal di gigi dan adanya bakteri akan menyebabkan asam yang membuat gigi
berlubang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar